IKAN
DEWA
Oleh
: Jila Suliastini, S. Pi
Ikan
Dewa
diberbagai daerah di Indonesia dikenal
sebagai ikan Kancra, Tambra, Sultan, Kelah, Empuraw, ikan Jurung, ikan Semah
atau ikan Sengkaring. Ikan Dewa ini
tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Di dunia internasional
ikan ini dinamakan dengan ikan Mahseer Fish yang merupakan ikan
dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan
hias. Sedangkan nama ilmiah dari ikan ini adalah Tor soro/ Tor tambra yang merupakan keluarga dari Tor sp.
Ikan
Dewa pada masa dahulu
menjadi sajian khusus bagi raja dan Bangsawan karena memiliki cita rasa dan
tekstur daging yang enak. Menurut sumber
bapak Bing, pemilik sekaligus pimpinan PT Biwandana yang bergerak di bidang
budidaya ikan dewa, di Jakarta, Medan dan beberapa kota besar ikan dewa ini
menjadi menu special di Restoran Exclusive dengan harga per porsinya bisa
mencapai Rp. 1.000.000 untuk ukuran 1 (satu) kilogram. Di mancanegara khususnya
di Malaysia, ikan ini dikenal sebagai ikan Kelah yang merupakan ikan konsumsi
yang sangat mahal, juga sebagai ikan hias yang sekelas dengan ikan Arwana.
Sangat disayangkan keberadaan ikan ini makin lama makin langka dijumpai di
habitatnya, dikarenakan penangkapan yang berlebihan serta penggunaan alat
penangkapan yang tidak ramah lingkungan seperti strum, potas dan bom ikan.
Ikan Dewa / Sengkaring dibeberapa daerah merupakan ikan yang di keramatkan, sehingga tidak ada
orang yang berani untuk mengambilnya. Di Jawa Timur ikan Sengkaring hanya ditemukan
di daerah Pemandian Banyu Biru Pasuruan dan di Telaga Rambut Monte di Blitar.
Tepatnya di Pemandian Banyu Biru yang terletak di Desa Sumberrejo, Kecamatan
Winongan, Kabupaten Pasuruan dan di Telaga Rambut Monte Desa Krisik, Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Blitar.
Ikan
Dewa/ Ikan Sengkaring
yang ada di
Pemandian Banyu Biru yang terletak di Desa Sumberrejo, Kecamatan Winongan,
Kabupaten Pasuruan sampai saat ini belum pernah ada yang
membudidayakannya. Oleh sebab itu UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar Umbulan
berusaha untuk membudidayakannya melalui metode domestikasi. Dan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan telah diupayakan oleh UPT PBAT Umbulan
dengan mengirim 3 orang pengelola teknologi perikanan untuk melaksanakan
kunjungan teknis pada PT Biwanda Mitra Jasa di desa Karang Tengah, kecamatan
Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa tengah yang telah berhasil mengembangkan
budidaya ikan dewa sejak tahun 2010.
Dengan kunjungan teknis ini
banyak ilmu yang telah diperoleh tentang budidaya ikan dewa, meliputi cara
seleksi induk, membedakan induk jantan dan betina yang matang gonad, cara
pemijahan, cara penetasan telur, pemeliharaan larva hingga pendederan benih
ikan dewa. Transfer ilmu ini sangat berguna bagi UPT PBAT Umbulan, karena ikan
dewa yang ada di Kabupaten Banyumas ini sama dengan ikan Sengkaring yang ada di
Kabupaten Pasuruan. Dengan harapan ilmu yang diperoleh dapat diterapkan di UPT
PBAT Umbulan dalam rangka melestarikan ikan lokal khususnya ikan Dewa/ Sengkaring.
Menarik sekali tulisan ibu tentang ikan dewa. Salam kenal, Saya Anton tinggal di Malang. Tertarik untuk melestarikan ikan asli Indonesia.(bagian memories Masa kecil)
BalasHapusKalau boleh saya ingin bertanya pada ibu:
1. Apakah Ada perbedaan antara ikan dewa yg ada di banyu biru dan rambut Monte serta tempat lain?
2. Apakah UPT PBAT Umbulan menyediaan bibit ikan asli Indonesia?
3. Kalau Ada, jenis ikan apa sajakah. Dan apakah bagaimana cara mendapatkannya.
Terimakasih. Salam Ikan asli Indonesia.
halo......
BalasHapus