BAIK Lπ JATIM…!!”
Oleh : JILA SULIASTINI, S.Pi, M.Agr
“BAIK Lπ JATIM…!!” atau Bank IKan Lπkal JAwa TIMur, itulah inovasi yang
kini digarap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Inovasi “BAIK Lπ JATIM…!!” ini
asli lahir dari kepedulian salah satu UPT milik Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jatim yaitu UPT Laboratorium Keskanling terhadap kelestarian ikan
lokal Jatim yang mulai terancam punah.
Kita
ketahui bahwa keberadaan Ikan lokal di Jawa Timur pada
saat ini mulai terancam punah. Banyak faktor penyebab berkurangnya populasi
ikan lokal; antara lain eksploitasi sumber daya ikan
di perairan umum sudah menunjukkan eksploitasi berlebih, penggunaan alat
tangkap berbahaya (setrum, bom, racun ikan), pencemaran air dan kerusakan
lingkungan. Sebagian besar ikan yang di impor atau ikan invansif untuk tujuan
produksi sudah diterima sebagai ikan domestik di Indonesia, dan telah mendarah
daging bagi pembudidaya ikan. Namun
perlu dicatat bahwa ikan asing tersebut secara lambat dan pasti, mengancam
keanekaragaman hayati perairan, merusak estetika ekosistem, merusak ekosistem, dan menggusur ikan-ikan asli/lokal Indonesia. Berikut contoh ikan
invasif yang telah diterima keberadaannya di Indonesia antara lain nila, mas,
lele dumbo, patin, bawal, sepat siat, mola dan udang putih.
Banyak ikan asli atau lokal yang sesungguhnya memiliki peran penting dalam produksi perikanan karena kedudukannya dalam
rantai kehidupan. Untuk mencegah terjadinya kepunahan terhadap berbagai jenis ikan asli di Jawa Timur yang merupakan kekayaan plasma nutfah
sebagai sumber kehidupan, maka perlu adanya upaya pelestarian
dalam rangka menjaga keberadaannya secara berkelanjutan. Oleh karena itu
pelestarian beragai jenis ikan asli atau lokal adalah sangat diperlukan demi untuk
menjaga keberadaannya baik sekarang maupun yang akan datang
sebagai sumber kehidupan.
Inovasi ini mempunyai tiga tujuan utama. Tujuan
pertama, melestarikan ikan lokal terutama ikan lokal Jawa Timur yang
keberadaannya di alam terancam punah melalui kegiatan inventarisasi, koleksi,
domestikasi, stocking dan restocking. Risjani et al. (1998) menemukan 50 jenis ikan lokal di DAS (Daerah Aliran
Sungai) Brantas Jawa Timur dari Family Cyprinidae, Gobiidae, dan Cluppeidae.
Namun, berdasarkan Buku Sensus Ikan Biro Administrasi SDI Sekda Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2011-2012, hanya ditemukan 12 jenis ikan lokal. Hal ini
menunjukkan bahwa keberadaan ikan lokal benar-benar terancam punah.
Tujuan kedua yaitu mengetahui teknologi budidaya
ikan lokal yang belum diketahui melalui
teknik domestikasi, stocking secara
massal dan restocking ke perairan
umum sehingga sehingga dapat meningkatkan stok populasi ikan lokal di alam.
Tujuan ketiga,
memberikan transfer
knowledge melalui kegiatan sosialisasi, pendampingan teknis,
monitoring dan evaluasi, menumbuhkembangkan kesadaran serta kepedulian
masyarakat dalam upaya melestarikan dan menjaga plasma nutfah perairan dari
kepunahan.
Inovasi ini dimulai sejak tahun 2012 hingga sekarang, telah berhasil
inventarisasi sekaligus koleksi ikan lokal Jatim sebanyak 25 jenis, dengan
status 14 jenis telah terdomestikasi. Stocking/produksi ikan lokal sebesar 10.820.000
ekor dan restocking ke alam sebesar 6.512.000 ekor. Inovasi ini juga
berpengaruh terhadap peningkatan produksi
perikanan tangkap perairan umum pada daerah restocking
sebesar 105,18% (2017) dari tahun 2015 (BPS Prov. Jatim) serta menginisiasi
terbentuknya 5 wilayah
konservasi jenis ikan lokal Jatim yaitu Blitar,
Malang, Kediri
dan 2 lokasi Pasuruan.
Inovasi ini merupakan program akuakultur ramah
lingkungan dan berkelanjutan, yang berhasil mendukung program Gubernur
Jawa Timur, yang dituangkan dalam Nawa Bakthi Setya Butir 6 (Jatim Agro)
dan 9 (Jatim Harmoni). Inisiatif ini
berhasil mengatasi ancaman punahnya ikan
lokal dan menjamin kesinambungan kelestarian plasma nutfah perairan umum,
penangkapan maupun pembudidayaan ikan lokal. Keikutsertaan masyarakat dalam
kegiatan restocking ikan ke perairan
umum berdampak menumbuhkembangkan kesadaran untuk menjaga kelestarian ikan
lokal. Inisiatif ini melahirkan suatu
tempat terpadu yang berada di UPT Laboratorium Keskanling sebagai pusat
pengembangan ikan lokal Jawa Timur (pengkajian sifat biologi, genetik,
reproduksi, penyakit, produksi benih skala laboratorium dan massal).
Inovasi
ini juga selaras dengan tujuan 17 pembangunan berkelanjutan, yaitu tujuan ke-15
yang berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan di daratan baik ekosistem di
daratan maupun ekosistem air tawar di sekitar daratan. Salah satu target dari
tujuan ke-15 adalah menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati. Ikan lokal
yang jumlahnya secara signifikan menurun dan hampir punah sebelum adanya
inisiatif inipun berhasil direstorasi dan dilestarikan kembali
berkat kerjasama antara pemerintah dan pemberdayaan masyarakat.